Pameran Indonesia Seafood

Jumlah penduduk duniadiperkirakan 9,6 miliar populasi manusia di tahun 2050, demikian pula konsumsi produksi perikanan dunia diperkirakan meningkat hingga 133 persen dari angka yang diproduksi saat ini meningkat dari 67 juta ton pada tahun 2012 menjadi 140 juta ton pada 2050 .

Budidaya perikanan (akuakultur) merupakan sektor yang prospektif untuk dikembangkan karena potensi yang besar dibandingkan dengan perikanan tangkap.  Di sisi lain permintaan yang dihasilkan dari pertumbuhan sektor perikanan diprediksi akan menjadi pemacu bagi pembangunan ekonomi negara-negara yang memiliki hasil maritim yang melimpah.

Secara global, keadaan overfishing pada perikanan tangkap merupakan keadaan yang sudah sangat serius untuk  ditangani. Semakin lama jumlah armada semakin bertambah menjadi dua sampai tiga kali lipat dibandingkan 10 tahun yang lalu dengan peralatan teknologi  semakin canggih tanpa memperhatikan jumlah ketersediaan ikan dan species laut lainnya di alam.

Misalnya di Inggris, berdasarkan pemberitaan di Media Indonesia edisi 11 Mei 2010, bahwa, nelayan di Inggris harus berupaya lebih keras untuk mengais sisa-sisa ikan di perairan mereka. Mereka harus bekerja 17 kali lebih keras untuk menangkap ikan dengan jumlah yang sama dengan 120 tahun yang lalu. Hal itu disebabkan karena peralihan dari penggunaan dari kapal layar ke kapal motor yang berteknologi tinggi.

Penangkapan berlebih menjadi masalah karena berdasarkan data yang diperoleh oleh organisasi Food and Agriculture Organization  (FAO) yang dipublikasikan 2 tahun sekali menyebutkan bahwa lebih dari 80% stok ikan di dunia mengalami eksploitasi berlebihan atau telah dihabiskan atau dalam status kolaps. Dan secara global, stok  predator  di laut sudah habis sekitar 90%. Hal ini merupakan kasus yang serius karena populasi dari predator tingkat akhir merupakan kunci indikator dari ekosistem yang sehat.

Keadaan tersebut tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Sebagian besar perairan Indonesia telah mengalami overfishing. Hampir separuh Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia mengalami tangkap lebih yang sangat parah untuk ikan karang dan lobster, sementara lebih dari separuh WPP Indonesia telah mengalami tangkap lebih untuk udang penaeid (PRPT-BRKP dan PPPO-LIPI, 2002).

Hal ini diperparah pula dengan masih digunakannya data tangkapan per unit usaha serta model Maximum Sustainable Yield (Tangkapan Maksimum Lestari) yang beresiko terhadap kelestarian dan keuntungan jangka panjang perikanan Indonesia (Mous dkk.2005).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Indonesia bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap yang sangat besar baik dari segi kuantitas maupun keanekaragamannya. Beberapa sumber daya perikanan laut di wilayah pesisir dan lautan telah mengalami over exploitasi.

Kondisi overfishing ini tidak hanya disebabkan karena tingkat penangkapan yang melampaui potensi lestari sumberdaya perikanan, tetapi juga disebabkan karena kualitas lingkungan laut sebagai habitat hidup ikan mengalami penurunan atau kerusakan akibat pencemaran dan degradasi fisik ekosistem perairan sebagai tempat pemijahan, asuhan, dan mencari makan bagi sebagian besar biota laut tropis.   Selain itu juga, pembangunan yang tidak ramah lingkungan, pemberian ijin untuk perikanan tangkap yang melebihi quota dan pencurian ikan dari Negara asing juga merupakan penyebab terjadinya penurunan ketersediaan ikan di Indonesia.

 

Departemen Kelautan dan Perikanan DKP, melalui Ditjen Perikanan Tangkap sudah memperketat penerbitan surat izin penangkapan ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI). Hal ini dilakukan agar penangkapan ikan di Indonesia tak overfishing. Penertiban surat izin operasional penangkapan kapal itu juga dimaksudkan untuk menekan jumlah kapal asing yang masuk secara ilegal di perairan Indonesia.

 Meskipun sudah diperketat perijinannya penangkapan, tetapi keadaan yang terjadi sekarang di wilayah Indonesia Timur masih sangat lemah pengawasannya. Masih banyak terjadi pelanggaran perikanan yang merugikan banyak pihak, baik masyarakat maupun keberlangsungan perikanan yang ada. Permasalahan overfishing ini harus segera diatasi agar keberlanjutan sumberdaya ikan di Indonesia tetap dapat terjamin dengan baik.

 Hal pertama yang harus dilakukan adalah penataan kembali sistem perikanan nasional dengan tindakan pengelolaan sumberdaya ikan secara rasional (pembatasan hasil tangkapan dan upaya tangkapan). Kedua, pengelolaan sumberdaya ikan secara bertahap dan terkontrol yang diikuti dengan monitoring seksama. Ketiga, kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pemantauan terhadap armada, alat tangkap dan nelayan untuk mengurangi resiko kegiatan overfishing.

Industri akuakultur sendiri telah meningkat drastis sejak tahun 1990, dimana memproduksi ikan dianggap lebih menguntungkan secara ekonomi dan turut berkontribusi meringankan terjadinya tekanan pada konversi ekosistem mangrove.  Namun demikian, perkembangan akuakultur tetap saja harus diperhatikan, mengingat bentuk budidaya ini  tetap membutuhkan tanah, pasokan air, pakan dan input energi yang semakin langka.

Hasil studi yang dikeluarkan oleh World Resources Institute (WRI), World Fish, Bank Dunia, INRA dan Kasetsart University di awal bulan Juni 2014 menyebutkan bahwa selain penambahan pasokan dari hasil perikanan laut tangkap, maka pertambahan untuk mendorong industri akuakultur dunia menjadi penting untuk memenuhi sumber konsumsi protein dunia. Dalam pengembangan akuakultur, para peneliti sependapat bahwa faktor-faktor seperti polusi, emisi gas rumah kaca, hilangnya habitat dan dampak perubahan iklim merupakan konsideran penting yang perlu dipertimbangkan.

Peningkatan produksi dari budidaya perikanan akan menjadi penting dalam memenuhi kebutuhan ketahanan pangan dan gizi dunia, karena ikan mengandung seperenam dari protein hewani orang yang mengkonsumsi, serta mengandung mikronutrien penting dan asam lemak omega-3.  Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar lingkungan produksi budidaya tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup dan mempertahankan pertumbuhannya.

 “Budidaya perikanan lebih efisien, mampu menyediakan makanan dan lapangan kerja bagi jutaan orang, serta biaya lingkungan yang relatif rendah,” jelas Richard Waite dari WRI.  “Penangkapan ikan laut mencapai puncaknya pada dasawarsa 1990-an, untuk kemudian budidaya perikanan berkembang sangat cepat sesuai dengan permintaan dunia, dan sekarang hampir separuh yang kita konsumsi saat ini,” salah satu peneliti dalam riset ini. Menurutnya, perbaikan dalam model budidaya perikanan ini akan meningkatkan produktivitas dan kinerja lingkungan untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan.

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki panjang garis pantai 104 ribu km dengan luas total wilayah maritim 5,8 juta km2.  Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), total produksi perikanan Indonesia pada tahun 2013 mencapai 19,56 juta ton, jauh berkembang dari 15,5 juta ton pada tahun 2012.  Dari jumlah tersebut perikanan tangkap menyumbang 5,86 juta ton, sedangkan akuakultur menyumbangkan 13,7 ton.

Dengan kecenderungan produksi perikanan dunia yang meningkat, selama tahun 2012 Indonesia menikmati neraca perdagangan positif untuk  sektor perikanan dengan surplus USD 3,52 miliar. Namun demikian, seperti disampaikan Suseno Sukoyono, Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP, dikutip dalam penjelasannya di FPIK Unpad (23/10/2013), hingga sekarang pemanfaatan akuakultur masih terbatas. “Potensi besar, namun pemanfaatan terbatas,” tuturnya.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  sebagai wilayah maritim dan kepulauan di wilayah Sumatera, memiliki letak geografis 104o50’- 109030’BT dan 00o50’-04010’LS, memiliki potensi sumberdaya perikanan tangkap, perikanan budidaya dan hasil pengolahan yang berlimpah. Pembangunan sektor perikanan merupakan prioritas Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Yang diharapkan mampu memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja serta pembangunan wilayah secara menyeluruh.

Menurut letak  geografi sebagai berikut : Luas Wilayah : 81.582 KM2, Luas Daratan  : 16.281 KM2, panjang garis pantai  1.200 KM2, jumlah kolong 887 buah, Luas Kolong 1.712 Ha.

Potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang mampu di eksploitasi  dengan jumlah produksi perikanan tangkap 202.565,20  ton (Tahun 2012) dengan jumlah nilai produksi Rp.3.526.810.175,-   dan perikanan budidaya sebesar 5.108,09 ton (Tahun 2013) dengan jumlah nilai produksi sebesar Rp.80.422.364.000,-  .

 Pembangunan sektor perikanan merupakan prioritas  Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diharap mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap income daerah, penyerapan tenaga kerja dan pembangunan daerah secara berkelanjutan dengan demikian  sektor unggulan yang diperkenalkan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke masyarakat luas dapat mencapai hasil maksimal.

Peluang yang sangat besar untuk memanfaatkan sumber daya perikanan yang dimiliki, baik perikanan laut maupun perikanan darat, karena sebagian besar wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah perairan.  Tidaklah mengherankan jika saat ini potensi bidang kelautan dan perikanan akan lebih  diharapkan untuk dapat berperan besar dalam pembangunan perekonomian. 

Potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari potensi perikanan tangkap, potensi perikanan budidaya, dan potensi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang terbagi menjadi industri rumah tangga dan industri skala besar.  Berlimpah potensi hasil kelautan di Bangka Belitung maka perlu diikutsertakan dalam suatu pameran bertaraf  nasional seperti Pameran.

Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa pameran dan promosi sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat untuk membuka peluang kerjasama atau mungkin ada yang beranggapan sebaliknya, mengapa ?. Ada juga asumsi yang timbul bahwa pameran dan promosi hanya menghabis-habiskan anggaran, karena hasilnya seolah tidak nampak pada saat yang bersamaan. Perbedaan cara pandang tentang manfaat atau tidaknya suatu pameran dan promosi inilah yang menjadi dasar informasi mengenai pameran.

Pameran dan Promosi pada hakekatnya hanyalah merupakan suatu sarana untuk memberikan informasi yang akurat tentang sesuatu yang akan ditampilkan, memberikan penjelasan terhadap sesuatu hal yang ingin diketahui oleh individu maupun kelompok baik itu pengusaha, akademisi, masyarakat umum,dll, tanpa harus jauh jauh mendatangi langsung lokasi yg dituju, tentunya seluruh informasi yang ingin didapatkan harus bisa terwakili.

Caranya tentu dengan mempersiapkan dan mengemas segala informasi yang akan dibutuhkan oleh pengunjung secara detail, biasanya media yang disediakan pihak penyelenggara hanyalah sebuah stand minimalis dengan space ukuran 3x3 m atau 3x4 m sesuai anggaran yang tersedia dimasing- masing lembaga partisipan.

Namun kenyataannya space stand tersebut haruslah difasilitasi oleh setiap instansi/ lembaga , kadangkala kondisi riilnya space yang disediakan tersebut belum memiliki fasili  tas yang memadai, disitulah dituntut imajinasi dan metode pikir partisipan menyiasati dana yang tersedia untuk membuat design stand yang disediakan tersebut agar dapat tampil semenarik mungkin sehingga mengundang minat para pengunjung untuk datang dan melihat-lihat.

Namun tidak semua lembaga/instansi partisipan yang memiliki dana cukup besar untuk menyuguhkan tampilan    stand menarik, kadangkala haruslah disiasati dengan apa yang tersedia didalam anggaran, meskipun demikian tak jarang juga walau dengan anggaran yang minim tersebut adakalanya diperoleh penghargaan dari pihak penyelenggara sebagai stand terbaik.

Selain itu yang tak kalah penting dalam pelaksanaan setiap pameran dan promosi adalah pengetahuan petugas promosi dan pameran terkait hal-hal yang mungkin akan ditanyakan oleh pengunjung, harga matinya petugas wajib menguasai segala aspek informasi yang dibutuhkan pengunjung, hal ini mutlak adanya, bagaimana tidak, stand yang ada tersebut dianggap harus dapat mewakili satu instansi/ lembaga untuk menyuguhkan informasi yang sebanyak banyaknya, sejelas jelasnya dan seakurat mungkin. Tentunya disesuaikan dengan tema pameran dan promosinya.

Disamping itu sarana informasi tersebut pun harus di suguhkan dengan padat, jelas, lugas dan benar, beberapa media yang lazim digunakan antara lain berupa leaflet/brosur, banner, backdrop informasi, dvd informasi maupun media lainnya yang dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pengunjung dan tentunya kedepan masih dibutuhkan lagi sarana/media lainnya yang lebih muthahir untuk mendukung aneka informasi yang akan disampaikan.

Perlu disadari bahwa hasil promosi atau pameran kadang ada yang dapat diperoleh pada saat bersamaan dengan pelaksanaan, namun sebagian besar baru bisa diperoleh hasilnya setelah beberapa lama pelaksanaan, dari pengalaman penulis, pernah ada tindaklanjut hasil promosi selang 1 (satu) bulan, beberapa bulan bahkan 1 (satu) tahun setelah pelaksanaan pameran dan promosi.

Demikian juga halnya dirasakan oleh beberapa pelaku usaha (UKM) dan  kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) yang pernah difasilitasi oleh instansi/ lembaga untuk mengikuti event promosi dimaksud, hasil akhirnya bisa dalam bentuk peluang kerjasama antar pelaku usaha, peluang investasi, peluang tukar menukar informasi, peluang informasi menambah wawasan dan pengetahuan petugas maupun pelaku usaha terhadap teknologi informasi baru, perluasan jenis usaha , peluang pemasaran yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi pelaku usaha itu sendiri maupun sektor usaha terkait di daerah. Dengan demikian pameran dan promosi bukan hanya sekedar wadah transaksi saja melainkan:

 Pengembangan wawasan dan motivasi bagi peserta UKM untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat bersaing dipasaran

 Peningkatan SDM dan informasi mengenai perkembangan usaha yang dilakukan sehingga peserta memiliki perbandingan dengan usaha yang dimiliki

 Peningkatan investasi

 Peningkatan pemasaran

 Dikenalnya produk unggulan hasil perikanan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Adanya peningkatan permintaan pemasaran produk perikanan konsumsi seperti lobster, kerapu, tuna dll, bertambahnya lokasi daerah pemasaran, selain itu semakin dikenalnya produk- produk hasil olahan perikanan Prov.Kep.Babel dimasyarakat lokal maupun mancanegara, semakin berkembangnya keinginan pelaku usaha untuk saling berkompetisi dengan menciptakan produk inovatif dan siap bersaing dengan produk lain diluar Prov.Kep.Babel.

Selain itu juga memberikan dampak besar untuk manambah wawasan pelaku usaha untuk peningkatan produk yang dihasilkan dengan komitmen yang jelas dengan selalu menjaga mutu, keamanan pangan, peningkatan produk inovatif yang dapat bersaing dengan produk daerah lain serta menjaga kontinuitas produksi mengingat pasar bebas yang semakin didepan mata.

Dengan melihat dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya promosi dan pameran tersebut semakin membuka mata kita bahwa promosi dan pameran ini dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam menciptakan peningkatan perkembangan usaha diberbagai sector terutama hasil perikanan kelautan di Prov.Kep.Babel.

Indonesia Seafood Expo (ISE)  2014 merupakan ajang terbesar di Indonesia yang menampilkan berbagai macam produk, jasa, dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan.  ISE 2014 diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP ) bekerjasama dengan Even Organizer (EO) PT. Rajawali Pacific Internusa ,  didukung oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah, Asosiasi di bidang kelautan dan perikanan, Dewan Kelautan, Indonesia Aquaculture, Internusa dan Royalindo Convention International.

Peserta ISE 2014 diikuti oleh Prov.Kep.Babel dan seluruh pemerintah daerah di Indonesia, industri di bidang kelautan, industri di bidang perikanan tangkap dan budidaya, industri logistik dan distribusi perikanan, universitas yang menyelenggarakan pendidikan di bidang kelautan dan perikanan, industri seafood dan pengolahan hasil perikanan dari dalam dan luar negeri.

Indonesia Seafood Expo  2014 ini dihadiri oleh para investor, supplier, buyer, dan akademisi dari dalam dan luar negeri, mahasiswa, dan juga masyarakat luas yang cukup antusias selama dalam mengikuti jalannya pelaksanaan Kegiatan Indonesia Seafood Expo  2014  ini.

Pameran mengenai perikanan dan seafood, Indonesia Seafood Expo 2014, Indonesia Seafood Expo (ISE) merupakan pameran perikanan dan seafood terbesar di Indonesia. Tujuan penyelenggaraan ISE untuk mempromosikan produk-produk dan teknologi kelautan dan perikanan kepada para investor, buyers dan masyarakat umum. Khusus masyarakat umum, melalui penyelenggaraan ISE diharapkan akan mengedukasi masyarakat tentang ikan dan produk olahannya sehingga masyarakat akan gemar mengkonsumsi ikan.

Jumlah rata-rata daya konsumsi ikan perkapita di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada angka 37.54 Kg (Tahun 2010), 38.82 Kg (Tahun 2011), 40.25 kg (Tahun 2012), dan 39.44 Kg (Tahun 2013), sementara angka konsumsi ikan tingkat nasional 32.25 Kg (Tahun 2011), 33.89 Kg (Tahun 2012), dan 35.14 Kg (Tahun 2013). Berarti daya konsumsi ikan masyaratkat kepulauan Bangka Belitung berada di atas nilai rata-rata nasional.

Pameran juga sebagai media kampanye guna memberikan edukasi lebih intensif kepada masyarakat luas mengenai pentingnya mengkonsumsi seafood. Terutama untuk kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga. ISE 2014 diikuti oleh dinas kelautan dan perikanan provinsi di Indonesia. Peserta akan menampilkan aneka produk olahan hasil perikanan unggulan berbasis utamanya dari komoditas Industrialisasi Perikanan.

Pada ISE kali ini tak hanya produk-produk makanan berbasis ikan yang dipamerkan, komoditas ikan non konsumsi juga turut dipamerkan seperti ikan hias, tanaman air, mutiara, kerajinan dari kekerangan, kerajinan dari kulit dan sisik ikan, kosmetik berbahan baku rumput laut sampai hasil-hasil pemanfaatan limbah kulit udang dan kepiting yang diolah menjadi pupuk dan bahan pengawet makanan.

Pengunjung yang hadir juga dihibur dengan beberapa kegiatan yang  diselenggarakan selama pameran. Pada hari kedua, tanggal 28 Agustus 2014 diselenggarakan Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional ke -12 yang diikuti oleh 34 provinsi se Indonesia. Berbagai kreativitas dalam menciptakan menu diadu pada lomba masak.

Pameran ini diikuti oleh para pelaku usaha perikanan dan dinas kelautan dan perikanan seluruh Indonesia yang menampilkan berbgai macam produk perikanan unggulan dari setiap daerah. Selain olahan ikan, pameran ini menampilkan berbagai jenis ikan hias dan produk perikanan non konsumsi lainnya seperti kerajinan kekerangan, tanamanair, kosmetik rumput laut,mutiara dan lain sebagainya.

Adapun target pengunjung pada pameran ini adalah pelaku usaha, investor, akademisi, dan masyarakat umum. Selama palaksanaan pameran berlangsung berbagai kegiatan terselenggara setiap harinya antara lain, Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional ke-12, , Demo Pengolahan Produk Perikanan, Demo Masak Ikan, serta Lomba Inovesi Pengembangan Produk Perikanan.

Pameran merupakan salah satu cara untuk menyampaikan promosi dalam menampilkan kekayaan, keragaman budaya dan potensi daerah yang menjadi unggulan di semua sektor dari hasil pembangunan suatu daerah serta sebagai wahana pertemuan antara produsen dan pembeli yang berpotensi beserta calon investor.Pelaksanaan pamerandiharapkan terjadi suatu kesepakatan ataupun kontrak di bidang ekonomi dan bisnis yangsaling menguntungkan untuk semua pihak.

Realisasi pelaksanaan kegiatan pameran diharapkan mampu memperkenalkan sektor unggulan daerah agar dikenal masyarakat luas hingga ke seluruh Indonesia dan mancanegara.Satu sektor unggulan yang diperkenalkan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke masyarakat luas yakni sektor kelautan dan perikanan

Peserta ISE 2014 diikuti oleh seluruh pemerintah daerah, industri di bidang kelautan, industri di bidang perikanan tangkap dan budidaya, industri logistik dan distribusi perikanan, universitas yang menyelenggarakan pendidikan di bidang kelautan dan perikanan, industri seafood dan pengolahan hasil perikanan dari dalam dan luar negeri.Indonesia Seafood Expo2014 ini dihadiri oleh para investor, supplier, buyer, dan akademisi dari dalam dan luar negeri, mahasiswa, dan juga masyarakat luas yang cukup antusias selama dalam mengikuti jalannya pelaksanaan Kegiatan Indonesia Seafood Expo2014 ini.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai beberapa alasan dalam mengikuti kegiatan IndonesiaSeafood Expo201 ini, adalah pameran bidang kelautan dan perikanan terbesar di Indonesia untuk tingkat nasional dengan dihadiri lebih dari 50.000 pengunjung dari seluruh penjuru Indonesia.

ISE 2014 diselenggarakan di Ibukota negara, Jakarta, yang nota bene merupakan kota bisnis terbesar di Indonesia yang menyediakan berbagai macam kegiatan yang dapat membantu mempromosikan peluang investasi, produk, jasa dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan, dilaksanakan oleh event organizer yang sudah berpengalaman menyelenggarakan berbagai pameran di dalam dan luar negeri.

Lebih spesifik lagi melalui pameran Indonesia Seafood Expo2014 ini diharapkan dari sektor unggulan dari bidang kelautan dan perikanan yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini dapat terekspos lebih luas lagi sehingga dapat dikenal sampai ke penjuru tanah air dan mancanegara.

Dengan lebih dikenalnya lagi potensi kelautan dan perikanan di Bangka Belitung, diharapkan akses dan jaringan untuk memajukan perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan lebih terbuka dan lebih cepat lagi sehingga pada gilirannya nanti diharapkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan segera terwujud.

Manfaat dan  Tujuan

Indonesia Seafood Expo 2014 ini diikuti oleh seluruh pemerintah daerah, industri bidang kelautan dan perikanan, serta universitas/ lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di bidang kelautan dan perikanan.  Manfaat yang diperoleh dari Indonesia Seafood Expo 2014 untuk masing-masing instansi terkait adalah sebagai berikut :

  1. Pemerintah Daerah
  • Mempromosikan kebijakan dan peluang investasi di bidang kelautan dan perikanan;
  • Memfasilitasi branding produk dan jasa unggulan daerah di bidang kelautan dan perikanan;
  • Mengembangkan kerjasama dalam bidang kelautan dan perikanan dengan berbagai pihak.
  1. Industri
  • Mempromosikan produk, jasa, dan teknologi kepada masyarakat luas;
  • Mendorong brand image produk dan jasa yang ditawarkan;
  • Mendorong penjualan produk kepada masyarakat luas secara langsung;
  • Mengembangkan kerjasama dan jaringan bisnis dengan pihak terkait baik pemerintah maupun industri terkait;
  • Mengembangkan market intelligence.
  1. Universitas/ Lembaga Pendidikan
  • Mempromosikan layanan pendidikan di bidang kelautan dan perikanan kepada masyarakat luas;
  • Mempromosikan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat luas;
  • Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah maupun dunia bisnis/industri.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Pameran Indonesia Seafood Expo  2014 yang diikuti oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka  Belitung adalah untuk  menyebarluaskan informasi tentang produk perikanan unggulan yang ada di provinsi kepulauan Bangka belitung kepada masyarakat luas, meningkatkan citra/ image  produk perikanan unggulan daerah di pasar dalam negeri dan memfasilitasi promosi produk Usaha Kecil dan Menengah ( UKM )perikanan unggulan daerah pada ajang pameran berskala Nasional. 

Pameran Indonesia Seafood Expo  2014 ini juga mempunyai sasaran-sasaran yang jelas sama seperti pameran atau expo lainnya.  Untuk Indonesia sasarannya adalah terfasilitasinya produk unggulan hasil kelautan dan perikanan yang berpotensi yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan tersebar luaskannya informasi tentang  produk  perikanan unggulan daerah yang ada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung di pasar dalam negeri

Sedangkan sasaran pengunjung pameran adalah masyarakat umum dan masyarakat dunia usaha, baik skala kecil, menengah, dan besar, baik lokal maupun mancanegara yang merupakan calon investor potensial.

Profil Produk

Produk yang dipamerkan pada Pameran Indonesia Seafood Expo 2014 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meliputi produk-produk sebagai berikut :

  1. Informasi terkait peluang usaha dan investasi bidang kelautan dan perikanan;
  2. Produk olahan hasil perikanan;
  3. Profil daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
  4. Handicraft;
  5. Produk UMKM lainnya.

Peserta Pameran

Peserta Pameran Indonesia Seafood Expo 2014 adalah sebagai berikut :

  1. Kementerian Kelautan dan Perikanan;
  2. Pemerintah daerah : Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan Badan Promosi Investasi Daerah;
  3. BUMN;
  4. Industri budidaya perikanan;
  5. Eksportir perikanan;
  6. Produsen pakan ikan;
  7. Industri penangkapan ikan;
  8. Perusahaan pengolahan ikan dan makanan laut;
  9. Teknologi dan peralatan penangkapan ikan serta makanan laut;
  10. Asosiasi Perikanan;
  11. Restoran;
  12. Teknologi Budidaya;
  13. Balai Penelitian Pengembangan dan Pelatihan Bidang Perikanan;
  14. Industri logistik, kelautan, dan perikanan.

Pengunjung

Pameran Indonesia Seafood Expo 2014 ditargetkan akan dikunjungi oleh Puluhan ribu  orang meliputi :

  1. Pejabat Pemerintah;
  2. Pengusaha nasional sektor kelautan dan perikanan;
  3. Distibutor/ supplier;
  4. Eksportir;
  5. Akademisi;
  6. Pecinta ikan hias;
  7. Masyarakat umum.

Media dan Publikasi

Untuk mendatangkan pengunjung tersebut di atas, Indonesia Seafood Expo 2013 akan dipromosikan secara komprehensif melalui :

  1. Media cetak : surat kabar, majalah, newsletter;
  2. Media elektronik : TV, radio, dan websites;
  3. Media ruang luar : spanduk, baliho, dan umbul-umbul;
  4. Penyebaran undangan kepada para pengusaha dan investor dalam dan luar negeri baik langsung maupun melalui Kamar Dagang dan Industri Negara sahabat/ melalui etalase perdagangan Indonesia dan luar negeri.

Pendukung Seafood Expo 2014.

Kegiatan pendukung untuk Pameran Indonesia Seafood Expo 2014  yang juga diadakan oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan adalah sebagai berikut :

  1. Ornamental Fish 2014

Koleksi biota ornamental baik itu dalam keadaan hidup atau mati akan selalu ada permintaan karena keindahan dan keunikannya sehingga orang berkenginan untuk memiliki baik sekedar untuk hiasan atau sebagai hobi. Indonesia sebagai Negara yang mempunyai keanekaragaman bioata yang tinggi memnjadi supplier/penyalur paling potensial di perdagangan ini.

Namun, situasi untuk saat ini masih terdapat pro dan kontra yang sangat kuat terkait perdagangan biota ornamental. Kekhawatiran mayoritas  datang dari pemerhati lingkungan, NGO dan peneliti. Pemanfaatan yang belum setimbang dengan pengelolaan menjadi kekhawatiran paling utama dimana belum semua rantai perdagangan memegang tanggung jawab, ekstraksi yang tinggi belum didasari informasi bioekologi dan pemanfaatan intensif mengundang kekhawatiran akan kondisi terumbu karang.

Dilain pihak, pemerintah juga belum bisa berbuat banyak. BKSDA sebagai Pengawas di lapangan masih lemah, selain itu terlalu banyak jenis SDA yang diurusi oleh BKSDA, ikan ornamental hanya sebagian kecilnya saja. Bea cukai sebagai penjaga pintu terakhir ekspor dan penjaga pintu awal impor dihadapkan pada masalah tidak mengerti tentang spesies CITES.

Pemanfaatan selalu ada pro dan kontra, namun perdagangan tetap berlangsung. NGO/peneliti/pecinta lingkungan khawatir ekstraksi terus menerus akan merusak kondisi terumbu karang kedepannya. Diharapan penangakapan secara liar dapat dialihkan ke budidaya (semua atau sebagian) ATAU ditutup total. Masyarakat internasional banyak yang belum mengetahui bahwa beberapa negara telah lakukan upaya pengelolaan biota ornamental. Dalam 5 hingga 10 tahun jika Indonesia tidak lakukan perbaikan pengelolaan, kualitas dan kuantitas ikan hias dari indonesia akan turun.

Salah satu upaya mengatasi masalah/tantangan diatas adalah dengan menerapkan pengelolaan pemanfaatan ikan hias ramah lingkungan. diharapkan dengan penerapan metode yang tepat, pemanfaatan akan berjalan ramah lingkungan sehingga dengan demikian tekanan terhadap terumbu karang akan berkurang.

Metode ini harus disosialisasikan dan diterapkan kepada semua pelaku perdagangan biota ornamental, seperti:

  • Nelayan
  • Pengepul
  • Eksportir
  • Importir
  • Pedagang di negara tujuan
  1. Aquascape
  2. Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional ke 12th
  3. Demo Masak Serba Ikan

Kegiatan ini menampilkan kreatifitas orang-orang dan lembaga-lembaga pilihan dalam membuat masakan laut yang bergizi dan aman dikonsumsi.

  1. Demo Pengolahan Produk Perikanan (Tim BBP2HP,Jakarta)

PENUTUP

Pameran  Indonesia Seafood  Expo 2014 merupakan salah satu ajang bergengsi yang diikuti oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mempromosikan produk-produk unggulan hasil perikanan dari Kabupaten/Kota sebagai wadah bagi pengusaha untuk memasarkan produk-produk yang potensial dan berdaya saing tinggi. 

Sebagai ajang pameran, Indonesia Seafood Expo 2014 merupakan pameran yang sangat efektif karena di tempat ini banyak berkumpul elemen masyarakat perikanan dari berbagai lapisan, seperti instansi pemerintah, industri bidang kelautan, industri bidang perikanan tangkap dan budidaya, serta industri lainnya yang memungkingkan terjadinya kontak-kontak bisnis antara peserta dan pengunjung pameran.

Dari kontak yang terjadi inilah diharapkan adanya tindak lanjut berupa kontrak kerjasama yang berujung adanya investasi.Secara keseluruhan penyelenggaraan Pameran Indonesia Seafood Expo 2014 berjalan dengan lancar dan sukses, hal ini dapat diketahui dengan banyaknya pengunjung yang berminat dan bersedia datang ke stand Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.  Produk olahan hasil perikanan dari Bangka Belitung juga banyak diminati dan disukai pengunjung pameran.

Dari pameran ini juga terjadi kontak antara Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai pembina UKM pengolahan hasil perikanan di Bangka Belitung dengan pengunjung pameran yang sebagian merupakan investor dalam dan luar negeri.  Diharapkan kontak yang terjadi ini dapat berujung dengan adanya ketertarikan dari investor untuk berinvestasi di Bangka Belitung.

Upaya untuk mempromosikan produk unggulan daerah dari Bangka Belitung akan senantiasa dilakukan dengan tujuan untuk mempromosikan potensi unggulan khususnya olahan hasil perikanan yang dapat dijadikan peluang investasi.

Pola promosi dapat dilakukan secara koordinatif  (bersama) dengan instansi/lembaga lain secara berkelanjutan dan terpadu.  Dilain pihak, daerah pun diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk unggulannya agar lebih beragam dan inovatif, sehingga dapat lebih bersaing di pasar lokal dan global.(js)

 

Penulis: 
jeffrin PHM Siregar
Sumber: 
DKP Pemprov.Kep.Babel (js)
Tags: 
P2HP (Bina Usaha)