Pangkalpinang, Kepala Dinas Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diwakilkan oleh kepala bidang Kelautan dan Pengawasan, Kristiatlizar,A.Pi, membuka Rakernis Terpadu Tingkat Provinsi. Peserta dihadiri oleh 21 orang yang berasal dari kabupaten/Kota se provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Acara dilaksanakan selama 2 (dua) hari dari tanggal 28-29 April 2015 berlokasi di Ruang Pertemuan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dalam pembukaan Rakernis, Kabid Kelautan Pengawasan dan Pesisir menyatakan bahwa potensi budidaya di Kepulauan Bangka Belitung sangat menjanjikan dan besar. Terlebih jika dilakukan eksploitasi dengan mengacu kepada kearifan lokal yang mampu berorientasi kepada nilai. Meski demikian terdapat kendala utama di Pulau Bangka Belitung, stok bahan baku air tawar yang terbatas kalamana musim kemarau sangat memberatkan.Terlebih untuk Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) berlokasi di Kabupaten Bangka, Balai Benih Ikan Sungai (BBIS) di Kabupaten Belitung , Balai Benih Ikan Air Payau (BBIP) di Kabupaten Belitung.
Dalam pemberian materi kepada peserta Rakernis, sebagai narasumber dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, Sesditjen Perikanan Budidaya selaku Kasubbag Perencanaan Eki Djouhar Fuad, M.Si, dari direktori Produksi selaku Kasubdit Air Tawar Ir.Rahma Farida, Direktorat Perbenihan Erigenius Patongloan.
Sesditjen Perikanan Budidaya KKP mengungkapkan bahwa jumlah realisasi nilai produksi di Indonesia mengalami kenaikan sesara berkala dengan kisaran 9,29 Juta ton (2013) untuk rumput laut, ikan konsumsi 3,37 juta ton (2013), udang 0,64 juta ton (2013) dan ikan hias 1,19 milyar (2014). Realisasi anggaran DKP Pemprov.Kep.Babel di tahun 2014 terserap Rp.1.362.266.190 (89,30%) untuk dana Dekonsentrasi dan Rp.216.434.500 (37,94%) dari dana Tugas Pembantuan (TP) sementara alokasi anggaran (DEKON,TP dan DAK) di tahun 2015 senilai Rp11.721.418.633.
Eki Djouhar Fuad menjelaskan, pencapaian tujuan sasaran visi dan misi mampu berhasil digapai kalamana dilengkapi dengan komponen kegiatan diantaranya, pengembangan POSIKANDU dan standar teknis laboratorium hama penyakit ikan (HPI) dan residu serta surveilance terhadap penyakit ikan penting di sentra produksi budidaya, monitoring kualitas lingkungan dan residu antibiotik pada perikanan budidaya, pembinaan dan sertifikasi cara pembenihan ikan yang baik (CPIB) di unit pembenihan skala besar dan kecil.
Kemudian imbuh Sesditjen Perikanan Budidaya KKP, produksi induk unggulan dan pengembangan kebun bibit rumput laut kultur jaringan di sentra budidaya rumput laut, penyusunan rancangan SNI 3 bidang perikanan budidaya, pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya yang terintegrasi dengan pengolahan produk perikanan, pengelolaan saluran tambak partisipatif (PITAP), dan pengembangan sarana dan prasarana perikanan budidaya.
Sebagai langkah akhir mewujudkan visi yakni dengan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berdaulat, mandiri dan berkelanjutan untuk memakmurkan rakyat, ungkap Eki Djouhar Fuad, M.Si, diperlukan beberapa isu strategis yakni kemandirian perikanan budidaya nasional, keberlanjutan pengelolaan sumber daya perikanan budidaya, daya saing dan nilai tambah produk perikanan budidaya, ketahanan pangan dan gizi nasional, marine culture, kesejahteraan pelaku usaha perikanan budidaya, dan infrastruktur perikanan budidaya.(js)