PANGKALAN PENDARATAN RUMPUT LAUT AKAN DIBANGUN DI SUMBA TIMUR

KKPNews-Sumba Timur. Disela kunjungan kerja ke sentra budidaya rumput laut di Kabupaten Sumba Timur, Senin (6/4) kemarin, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan agar pemerintah daerah membangun pangkalan pendaratan khusus rumput laut di Dusun Hangaroru, Desa Tana Manang, Kecamatan Pahungalodu.

Hal itu untuk memberikan kesempatan kepada para pembudidaya agar mendapatkan harga terbaik sesuai mekanisme pasar melalui proses lelang. Selain itu juga untuk memberikan kesempatan bagi pembeli atau pengusaha perseorangan untuk membeli langsung kepada pembudidaya.

Menurut Menteri Susi, operasionalisasi pangkalan pendaratan rumput laut tersebut sama seperti Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) pada umumnya. “Seluruh petani (pembudidaya) boleh membawa rumput laut ke situ untuk dilelang,” kata Susi. Dengan begitu, harga rumput laut dapat dikendalikan dengan baik.

Pemerintah pusat maupun daerah tidak diperkenankan untuk menentukan harga minimal, semuanya harus dilakukan sesuai mekanisme pasar. “Idealnya dilelang di tempat pelelangan, sehingga bisa menguntungkan semua pihak, terutama petani (pembudidaya),” tambah Susi.

Kunjungan Menteri Susi ke Sumba Timur dilakukan dalam rangka panen raya rumput laut. Hari itu, sebanyak 20 ton rumput laut dipanen dari hamparan Hangaroru, Desa Tana Manang, Kecamatan Pahungalodu. Selain ikut memanen rumput laut, Ia juga menyerahkan bantuan PUMP Perikanan Budidaya senilai Rp 200 juta kepada kelompok pembudidaya rumput laut setempat.

Pada kesempatan dialog bersama pembudidaya dan pengusaha rumput laut, Menteri Susi meminta warga agar terus melakukan budi daya rumput laut untuk mendongkrak pendapatan keluarga. Dari dialog itu juga terungkap bahwa disinyalir terdapat larangan bagi pengusaha untuk membeli rumput laut langsung dari pembudidaya. Di sisi lain, ada perusahaan milik pemerintah daerah diberi akses hingga ke pembudidaya.

Pengusaha mempersoalkan karena ternyata perusahaan itu membeli dari pembudidaya seharga Rp 9.000/kg dan menjual rumput laut ke perusahaan lainnya seharga Rp12.000/kg. Padahal seharusnya perusahaan tersebut mengolah rumput laut bukan menjual dalam bentuk bahan baku, rumput laut basah.

Di Sumba Timur, memang saat ini sudah berdiri pabrik rumput laut yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi sebelum dikirim ke Jakarta, Malang, Surabaya, dan Mataram. Pembangunan perusahaan bernama PT. Algae Sumba Timur Lestari (ASTIL) itu untuk mendukung Sumba Timur sebagai kawasan minapolitan berbasis rumput laut.

Usai panen dan melakukan dialog, Menteri Susi bersama rombongan kemudian melihat langsung proses pengolahan rumput laut di pabrik yang tak jauh dari lokasi panen. Kapasitas produksi pabrik saat ini mencapai 6 ton per hari bahan mentah. (DS)

Sumber: 
Kementerian Kelautan dan Perikanan