Batam, Riau Kepulauan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan Indonesian Invesment Marine dan Fisheries Expo tahun 2015 selama 3 hari, 4 - 7 Juni 2015, bertempat di Mega Mal Batam Center, Kepulauan Riau.
Pameran terdiri dari 51 stand, bertema tentang peluang investasi dan produk kelautan dan perikanan diikuti seluruh provinsi, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota, serta melibatkan pelaku usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.termasuk DKP Pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung turut serta dalam pameran trsebut.
Saut P. Hutagalung, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, tujuan pelaksanaan pameran untuk mempromosikan peluang usaha dan investasi kelautan dan perikanan Indonesia dan memfasilitasi terjadinya kontak langsung antara peserta pameran dengan investor maupun buyers, sehingga dikemudian hari terjadi kesepakatan dan kerjasama bisnis saling menguntungkan dan Sektor kelautan dan perikanan memiliki peran strategi sebagai lokomotif dan penggerak bagi akselerasi pembangunan nasional berbasis sumberdaya alam.
Diejend P2HP mengatakan, peserta pameran itu berasal dari pemerintah pusat, dinas kelautan dan perikan provinsi se-Indonesia, dinas kelautan dan perikanan kabupaten/kota, serta para pelaku usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Diharapkan, dengan pameran ini menjadi ajang promosi peluang usaha dan investasi di bidang perikanan dan kelautan. “Kita akan memfasilitasi antara peserta dengan investor atau buyers, jadi ada kesepakatan atau kerjasama bisnis yang saling menguntungkan,” jelas nya.
Akhir tahun 2015 MEA sudah mulai dilaksanakan. Peredaran barang hasil kelautan dan perikanan akan sangat mungkin diikuti oleh negara lain, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Kita harus siap, sebab produk kita akan bersaing dengan produk asing,” ucap Saut Hutagalung.
Saat ini, ekspor hasil kelautan dan perikanan Indonesia untuk ASEAN sudah mencapai 530 juta US dolar. Dengan kegiatan ini, dirinya yakin pada akhir tahun 2015, akan menembus 600 juta US dolar.
” Kita memiliki bahan baku yang baik, kualitas baik, saya yakin meningkat. Kebutuhan pasar bebas nanti akan memberi peluang usaha yang meningkat untuk kita. Jadi kita jangan takut sama MEA, intinya kita siap,” kata Saut.
Sektor kelautan dan perikanan ini telah terbukti berkontribusi besar dalam pelaksanaan program nasional dengan pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi serta pelestarian lingkungan.
Selain itu tujuan industrialisasi bidang perikanan ini untuk mewujudkan percepatan peningkatan pendapatan nelayan,pembudidaya, pengolahan dan pemasaran serta petambak garam, sedangkan sasaran yang dicapai adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing dan nilai tambah sumber daya kelautan dan perikanan, guna mewujudkan tujuan dan sasaran industrialisasi kelautan dan perikanan tersebut peranan investasi penanaman modal baik dalam negeri maupunn modal asing.
"Kerjasama perdagangan dalam rangka peningkatan ekspor menjadi sangat penting," kata Saut.
Sementara kerjasama bidang kelautan dan perikanan saat ini terus dikembangkan dengan sejumlah negara ASEAN dan Asia juga negara Timur Tengah, Australia, Eropa, Amerika dan negara lainnya. Khusus hubungan bilateral antara Indonesia-Singapura, Indonesia-Malaysia memiliki pondasi yang kuat berdasarkan kesepakatan perjanjian antara kedua negara.
Brikut ini nilai investasi P2HP tahun 2010-2014:
- 2010 Rp 1,49 triliun
- 2011 Rp 1,50 triliun
- 2012 Rp 2,04 triliun
- 2013 Rp 2,66 triliun
- 2014 Rp 3,21 triliun
Saut menyatakan, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang digelar pada akhir tahun 2015 yang diikuti seluruh perwakilan dari negara ASEAN, perlu peningkatan produk unggulan dari hasil perikanan dari setiap kabupaten dan provinsi.